UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
“KASUS INTERNASIONAL”
Disusun
Oleh:
Nama : Khoiruddin Magribi
NPM : 15114868
Jurusan : Sistem Informasi
Dosen : Aulliya Ar Rahma
“ILMU SOSIAL DASAR”
Analisis Kasus Pembantaian Sabra dan
Shatila pada bulan September 1982, di Beirut, Lebanon
Pembantaian Sabra dan Shatila/Chatila terjadi pada September 1982, di
Beirut, Lebanon yang saat itu diduduki oleh Israel. Pembantaian ini dilakukan
oleh para milisi Kristen Maronit Lebanon atas para pengungsi Palestina di
kamp-kamp pengungsi Sabra dan Shatila. Pasukan-pasukan Maronit berada langsung
di bawah komando Elie Hobeika yang belakangan menjadi anggota parlemen Lebanon,
dan pada tahun 1990-an juga menjadi seorang menteri di kabinet Lebanon.
Sepanjang peristiwa ini, kamp-kamp ini dikepung oleh tentara-tentara
Israel, dan para milisi itu dikirim oleh Israel untuk mencari anggota-anggota
PLO. Sejauh mana Israel bersalah dalam pembantaian ini banyak diperdebatkan,
dan Israel menyangkal bahwa pihaknya bertanggungjawab langsung. Namun
temuan-temuan membuktikan bahwa orang-orang Israel, antara lain Ariel Sharon,
secara tidak langsung bertanggungjawab.
Sejak 1975 hingga 1990, Lebanon terlibat dalam perang saudara antara kelompok-kelompok
yang bersaingan, dan didukung oleh sejumlah negara tetangga. Orang-orang
Kristen Maronit, yang dipimpin oleh partai Falangis dan milisi, mula-mula
bersekutu dengan Suriah, dan kemudian dengan Israel, yang mendukung mereka
dengan senjata dan latihan untuk memerangi fraksi PLO (Organisasi Pembebasan
Palestina). Sementara itu, fraksi-fraksi yang lainnya bersekutu dengan Suriah,
Iran dan negara-negara lain di wilayah itu. Selain itu, sejak 1978 Israel telah
melatih, mempersenjatai, memasok dan menyediakan seragam bagi Tentara Kristen
Lebanon Selatan, yang dipimpin oleh Saad Haddad.